Road Show Pertunjukan Baca Puisi Pendoa Yang Lupa Nama Tuhannya
JAKARTA (Litera) — Gelar musik dan parade baca puisi Pendoa yang Lupa Nama Tuhannya karya Nuyang Jaimee, berlangsung Selasa, 19 Desember 2023, di Pasar Gembrong, Prumpung, Cipinang Besar, Jakarta Timur. Road show ini disemarakkan pembacaan puisi, teatrikal puisi, gelar musik, dan komedian Betawi.
Pengisi acara silaturahmi komunitas sastra pada penutupan tahun 2023 adalah Lasman Simanjuntak (KSJ), Guntoro Sulung (KSJ), Sihar Ramses Simatupang (KTN), Riri Satria (JSM), Yogi S Karmas (KPS), Ireng Halimun (Sastra Semesta), Iyus Jayabumi (Kromatik), Beryl Gondrong dkk (Sanggar Ruang Condet), Badri adalah Badri (Seniman Ngopi Semeja), Narima Beryl Ivana (KSJ), Dyah Kencono Puspito Dewi (Sastra Reboan), Wahyu Toveng (KLB), Titieq Chemonk (Penyair Seksih), Dee Diana (Penyair Seksih), Toskir (KSJ), dan Jack Al Ghozali (KSJ).
“Acara ini merupakan salah satu pembukaan rangkaian Road Show pertama dari Road Show selanjutnya, yaitu gelar baca puisi Pendoa Yang Lupa Nama Tuhannya karya Nuyang Jaimee,” jelas Nuyang Jaimee di Jakarta, Senin siang (18/12/2023).
Peluncuran dan bedah buku antologi puisi tunggal karya penyair perempuan Indonesia Nuyang Jaimee telah diluncurkan awal Desember 2023 di Pusat Dokumentasi Sastra HB. Jassin, Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) di Taman Ismail Marzuki (TIM), dengan pemantik Prof Dr Wahyu Wibowo dan Tatan Daniel, Buku kumpulan puisi ini diterbitkan oleh Teras Budaya Jakarta (TBJ), cetakan pertama November 2023, setebal 76 halaman dengan editor Nanang R Supriyatin.
Giliran Pertama
Penyair Pulo Lasman Simanjuntak, 62 tahun, mendapat giliran pertama dalam parade baca puisi Pendoa Yang Lupa Nama Tuhannya karya Nuyang Jaimee itu. Pada kesempatan tersebut Lasman, dari komunitas sastra Kampung Seni Jakarta (KSJ), membacakan puisi berjudul “Aku Rindu Padamu” (hal 29-30). Berikut kutipan puisinya.
memasuki abad ini
aku rindu padamu
tanah negeriku
segala keaslianmu
hijau hutanmu
biru lautmu
gembur tanahmu
angin sejuk menyapu wajahku
sungai jernih mengalir sampai ke tepi
jalan-jalan setapak berliku
gunung megah. memaku
cakram pondasi bumiku
memasuki hari kemerdekaan ini
aku rindu padamu
tumpah darahku
segala milikmu
sejuk alammu
tenang damaimu
tegak langitmu
awan berarah teduh
daun bergoyang merayu
awan berkokok penuh semangat
ranting bernyanyi lagu pagi yang sehat
sungguh,
aku rindu padamu, Indonesiaku !
malam riuh suara jangkrik
sayap-sayap kecil menabur warna dan cahaya
di ujung cemara terbang berdendang
serupa lampion-lampion kecil menyala
dari tubuh mungil nan menakjudkan
indah rupawan menghiasi malam
rindu hatimu
yang bersih
tanpa polusi
apalagi kolusi
jantung hatiku, Indonesia
di sini aku hidup dan mati
Acara ini juga dimaksudkan sebagai silaturahmi komunitas sastra tutup tahun 2023. Acara roadshow pertama buku kumpulan puisi Nuyang Jaimee ini dipromotori oleh Masyarakat Penggiat Seni Indonesia (MPSI) diketuai oleh Mudjid Hermani dan David Karo-Karo.
Setelah penampilan berturut-turut empat lagu dari Ames Band, David Karo-Karo membawakan satu pertunjukan pentas seni (monolog) yang “ksentrik” mempergunakan baju perempuan (daster) dengan judul “Opera Dangdut Negeri Acak Kadut”.
Tak kalah menarik adalah diskusi sastra di atas panggung utama Komunitas Seni Budaya Menuju Daerah Khusus Jakarta yang juga dimeriahkan dengan pementasan teater, musik, sastra, orasi budaya, rembuk komunitas Rumah Pena Sastra, dan tari dari tanah Betawi.
Diskusi sastra bertemakan “Komunitas Seni Menuju Daerah Khusus Jakarta” dengan menghadirkan tujuh nara sumber, antara lain Nanang R Supriyatin, Berly Gondrong, Riri Sastria, Sihar Ramses Simatupang, Ireng Halimun, Imam Ma’arif, dan Taufik Rahzen. Taufik Rahzen menyatakan akan membentuk Dewan Kesenian Ancol (DKA), asalkan sudah ada tanda tangan 40 orang dari berbagai komunitas sastra.
Sebelumnya di panggung utama pada kesempatan itu Mudjid Hermani mengatakan MPSI bertujuan untuk memberikan kesejahteraan bagi penggiat seni atau pekerja seni. “Harus ada Perda pemajuan kebudayaan. Komunitas seni di wilayah Jabodetabek bisa merumuskan rekomendasikan Perda Kemajuan Kebudayaan,” katanya.
Pembacaan puisi diselingi juga dengan acara penyerahan buku Pendoa Yang Lupa Nama Tuhannya oleh Nuyang Jaimee kepada Ketua MPSI Mudjid Hermani. Acara seni dan budaya ini diselenggarakan oleh Masyarakat Penggiat Seni Indonesia (MPSI) dan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI, serta didukung sejumlah komunitas sastra yang ada di wilayah Jabodetabek. @ Red
Kontributor : Lasman Simanjuntak
Penyunting : Annisa Dwi Ayuningrum